Nonton TV Indonesia Online

World

Music

Sports

Trending Vidoes From Nonton TV Indonesia Online

Jumat, 06 November 2015

Mengelola Sumber Daya Perikanan dengan Prinsip Ekoefisiensi - Seperti kita ketahui bahwa laut merupakan penghasil ikan utama. Penangkapan ikan biasanya dilakukan oleh nelayan tradisional maupun nelayan yang menggunakan peralatan modern. Nelayan tradisional ini cukup menggunakan peralatan sederhana meskipun terkadang mengalami beberapa kendala. Antara lain masih bergantung pada angin karena perahu-perahunya sangat sederhana, wilayah penangkapan ikan yang terbatas tidak bisa ke tengah atau mendekati lokasi-lokasi upwelling

Mengelola Sumber Daya PerikananKendala ini terjadi karena nelayan kekurangan modal. Akibatnya, ikan yang ditangkap sangat terbatas dan sering menjadi busuk apabila terlambat kembali ke darat. Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan perhatian pada pengembangan usaha perikanan oleh nelayan. Yang menjadi permasalahan adalah penangkapan ikan yang menggunakan pukat harimau dan juga bom. Penangkapan yang demikian merupakan contoh pengelolaan yang tidak berwawasan lingkungan.

Penggunaan pukat harimau selain mengenai ikan-ikan besar, ikan-ikan kecil pun turut terjaring. Jika ikan-ikan kecil ikut ditangkap, akan memutus daur reproduksi beberapa spesies ikan. Akhirnya, dapat menyebabkan beberapa spesies ikan tertentu punah. Begitu juga dengan penggunaan bom, yang akan mematikan makhluk hidup di dalam laut dan juga merusak terumbu karang.
Upwelling adalah sebuah fenomena di mana air laut yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar dari dasar laut bergerak ke permukaan akibat pergerakan angin di atasnya. Pergerakan ini umumnya membawa nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan fitoplankton di dekat permukaan laut sehingga memperkaya biomassa di kawasan tersebut. Berdasarkan fakta tersebut, kawasan upwelling dapat diidentifikasi dengan rendahnya temperatur air laut dan tingginya kandungan biomassa. Peningkatan biomassa ini berkontribusi terhadap tingginya hasil perikanan tangkap di kawasan tersebut. Setidaknya 25 persen hasil tangkapan laut dunia berasal dari kawasan yang hanya seluas lima persen dari lautan dunia ini
Terumbu karang merupakan bagian dari kehidupan laut yang paling produktif dan kaya keanekaragaman hayatinya. Sebab, terumbu karang merupakan tempat berlindung, tempat untuk mencari makan bagi makhluk hidup di laut, tempat berkembang biak, tempat asuh serta tempat penyamaran berbagai jenis biota laut dari mangsanya seperti udang, kepiting, tiram, dan cumi-cumi. Bayangkan jika terumbu karang rusak dan punah. Kita akan kehilangan sumber-sumber perikanan laut. Padahal kekayaan perikanan laut merupakan kekayaan yang sangat potensial di wilayah Indonesia.

Lalu, bagaimana penangkapan ikan yang baik? Penangkapan dengan menggunakan kapal motor dilengkapi dengan jaring atau jala ikan yang lubang jaring-jaring berukuran besar bisa digunakan sebagai pilihan. Dengan demikian, apabila ikan-ikan kecil tertangkap, tentunya akan lepas karena ukuran lubang jaring yang besar, hanya ikan-ikan besar yang akan tertahan. 

Penggunaan kapal motor untuk membantu memperluas jangkauan penangkapan, hingga dapat mencapai lokasi-lokasi upwelling yang banyak terdapat ikan. Tetapi bagaimanapun penangkapan ikan yang berlebihan (overfishing) akan mengganggu keseimbangan ekologi laut. Sudah saatnya kita melakukan budi daya ikan bukan lagi hanya mengandalkan hasil tangkapan ikan. Lalu, bagaimanakah caranya agar overfishing ini tidak semakin parah?

Langkah-langkah berikut dapat dilakukan.

a. Membatasi jumlah hasil tangkap. Untuk menerapkannya perlu dipertimbangkan jumlah persediaan atau populasinya dan sifat komoditi tersebut. Setelah itu baru dilakukan pengaturan kapasitas penangkapan yang diperbolehkan. Bagaimana menurutmu? Memang mungkin dalam penerapannya akan menemukan kesulitan, ada baiknya dalam langkah ini instansi pemerintah turun tangan agar tidak terjadi monopoli maupun konflik .
b. Pengaturan waktu tangkap. Tindakan ini perlu dilakukan terhadap jenis-jenis sumber perikanan terumbu karang agar dapat menghindari tertangkapnya jenis-jenis tertentu dari sumber perikanan terumbu karang.
c. Melakukan pengaturan ukuran hasil tangkap (ukuran panjang/berat). Tindakan ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa individu yang ditangkap pernah mengalami perkembangbiakan.
d. Mengatur dan mengawasi jenis alat tangkap yang digunakan, untuk menjamin bahwa alat tangkap yang digunakan tidak merusak lingkungan.
e. Menerapkan sistem zonasi, dilakukan dengan membagi kawasan menjadi zona-zona berdasarkan pemanfaatannya.
f. Melarang penggunaan bahan peledak dan bahan beracun untuk menangkap ikan.

Nah, hal-hal tersebut merupakan langkah yang bisa diambil dalam menyelesaikan masalah yang mungkin timbul dalam perikanan tangkap. Bagaimana dengan perikanan budi daya? Kita dapat mengambil contoh dalam budi daya tambak.

Tambak dikembangkan dekat dengan batas darat yang biasanya berupa hutan bakau, dilakukan dengan pertama kali membuat saluran-saluran agar air payau yang membawa jentik-jentik, anak ikan, dan zat makanan alami dapat masuk ke dalam tambak. Selain itu, air pasang juga bisa masuk melalui saluran-saluran tersebut. Saluran juga berfungsi sebagai pembuangan, karena ikan dan udang memerlukan air laut yang segar. Nah, tambak dengan sistem ini merupakan tambak tradisional.

Ketika harga udang di dunia naik, banyak petani ikan di wilayah Indonesia beralih ke sistem produksi yang jauh lebih intensif. Sistem tersebut tidak lagi bergantung kepada air payau. Dilakukan dengan cara memasang pompa diesel untuk mengisi tambak mereka dengan air payau. Sawah-sawah yang terletak agak di pedalaman diubah menjadi tambak-tambak karena kelandaian permukaan tanahnya memudahkan pembuangan air. 

Di saluran-saluran yang ada, air laut bertemu dengan air tawar dan dicari kadar garam yang sesuai sebelum dimasukkan ke dalam tambak. Pada sistem intensif ini, udang sepenuhnya dibudidayakan dengan pakan pabrik. Karena Indonesia tidak memiliki keunggulan hingga mampu bersaing dalam produksi pakan udang, maka Indonesia masih harus mengimpor pakan tersebut untuk sementara.

Jika melihat kedua sistem tambak tersebut, terutama sistem tambak intensif menjadi salah satu penyebab masalah lingkungan di sepanjang garis pantai. Pengelolaan tambak yang buruk sebagai unsur kunci dalam perumusan masalah, karena selain ekosistem tambak, ekosistem lingkungan yang secara langsung berhubungan turut terkena getahnya. 

Mengelola Sumber Daya Perikanan

Keterangan:
1. Pembukaan hutan bakau untuk membangun lebih banyak tambak menyebabkan hilangnya hutan bakau sebagai tempat perkembangbiakan alami dan pelindung erosi di sepanjang pantai.
2. Tanah datar berlumpur yang berada dekat laut tidak dapat digunakan.
3. Saluran yang kurang memadai untuk keperluan pembuangan air tambak.
4. Pipa-pipa untuk menyalurkan air laut dari laut.
5. Jaringan pompa untuk memompa air laut.
6. Pemasok udara.
7. Kepadatan udang yang tinggi dapat menimbulkan penyakit.
8. Saluran pengairan untuk mengisi tambak telah tercemar bahan kimia untuk keperluan pertanian. Pada saat yang sama air payau tambak dapat mencemari sawah-sawah.

Pemusnahan hutan bakau mengakibatkan hilangnya tempat perkembangbiakan bagi ikan, juga mengakibatkan terkikisnya daratan akibat abrasi. Adanya usaha tambak mengakibatkan pencemaran sawah atau lahan pertanian lainnya akibat perembesan air laut melalui tanah. Dalam skala yang besar, pemompaan air laut untuk tambak dapat mengakibatkan intrusi air laut. Sehingga dalam pengelolaan tambak diperlukan cara-cara yang bijak, yaitu dengan memedulikan akibatnya terhadap lingkungan. Antara lain dengan memperkecil jumlah hutan bakau yang dimusnahkan dan menghijaukan tepi-tepi area tambak.

Gambar di samping merupakan contoh penanganan kerusakan lahan akibat tambak, yaitu dengan menutup lahan tambak dan menghijaukannya kembali dengan tanaman bakau. Hal ini dilakukan karena kerusakan lahan pantai sangat parah, akibat pemusnahan hutan bakau. Tetapi cara ini juga mengakibatkan berkurangnya sumber penghasilan melalui tambak. 

Namun, pengelolaan tambak yang baik tidak hanya memikirkan keuntungan jangka pendek, tetapi juga memerhatikan keseimbangan lingkungan jangka panjang. Dalam hal ini tambak juga akan diuntungkan karena terhindar dari abrasi.

Demikianlah Materi Mengelola Sumber Daya Perikanan, semoga bermanfaat.

Mengelola Sumber Daya Perikanan dengan Prinsip Ekoefisiensi

By: Admin I on: 16.31

Selasa, 03 November 2015

Mengelola Sumber Daya Air dengan Prinsip Ekoefisiensi - Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui digunakan dan dikelola sehemat dan seefektif mungkin. Bahkan perlu dicari dan dilakukan penelitian terus-menerus guna menemukan sumber daya pengganti. Begitu juga dengan sumber daya alam yang dapat diperbarui, perlu dipergunakan dan dikelola sehemat dan seefektif mungkin guna mempertahankan perkembangan ekonomi yang baik secara lestari.

Dalam prinsip ekoefisiensi, penggunaan sumber daya alam berdasarkan  pemilihan peruntukannya menjadi sangat penting. Pemilihan peruntukan tersebut dilaksanakan atas dasar:

1. efisiensi dan efektivitas penggunaan yang optimal dalam batas-batas kelestarian sumber alam yang mungkin,
2. tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumber alam lain yang berkaitan dalam suatu ekosistem, dan
3. memberikan kemungkinan untuk mempunyai pilihan penggunaan di masa depan, sehingga perombakan ekosistem tidak dilakukan secara dratis.

Mengelola Sumber Daya Air dengan Prinsip Ekoefisiensi
Kegiatan manusia seperti pemanfaatan sumber daya air, mau tidak mau membawa dampak bagi lingkungan. Pencemaran lingkungan ditimbulkannya, baik yang dikeluarkan dalam bentuk air buangan rumah tangga maupun dalam bentuk limbah industri. Dampak yang berat diperoleh dari persoalan ini mendorong perlunya pengendalian air buangan untuk mengurangi pencemaran. 

Untuk kegiatan dalam skala besar, industri misalnya, pengendalian dampak terhadap lingkungan dilakukan dengan amdal. Untuk mengetahui apa dan bagaimana amdal itu, kumpulkan informasi tentangnya sebanyak-banyaknya.

Selain untuk kebutuhan industri, kebutuhan akan air juga meningkat karena pertambahan penduduk. Sedangkan seperti yang kamu tahu ketersediaan air berkurang karena kemampuan hutan menyimpan air berkurang akibat alih fungsi lahan. Tidak hanya menyangkut kuantitas, kualitas air pun juga mengalami degradasi. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga kestabilan ketersediaan air secara normal dengan cara penghijauan kembali. Beberapa cara untuk mengembalikan kualitas air, dapat dilakukan dengan sanitasi air sungai dan sanitasi air sumur.


Cara ini memerlukan alat, bahan, dan langkah kerja sebagai berikut.

1) Alat-alat:
a) Dua buah drum, 1 berukuran lebih kurang 100 liter, 1 lagi
berukuran 25 liter. Drum pertama (ukuran 100 liter) digunakan sebagai alat penampung air yang akan disanitasi. Pada drum ini dilengkapi dengan 2 buah kran yang berfungsi mengalirkan air dan membuang lumpur atau kotoran.

Drum kedua (ukuran 25 liter) berfungsi sebagai alat penyaring yang diisi dengan kerikil, pasir kasar, dan pasir halus, serta pecahan genting yang digunakan sebagai penyaring.
b) Pipa penghubung dua drum tersebut pada kedua ujungnya diberi ijuk. Pipa ini berfungsi sebagai penahan kotoran. Bagian dalamnya diisi arang yang berasal dari tempurung yang telah dihaluskan.
c) Sebuah ember sebagai penampung.

2) Bahan-Bahan:
a) Kalsium karbonat (CaCO3) atau batu kapur;
b) Aluminium sulfat, Al2(SO4)3 atau tawas;
c) Norit R – 11 atau arang tempurung kelapa;
d) Kaporit (CaCl2).

3) Langkah Kerja:
a) Drum 1 diisi penuh dengan air sungai. Selanjutnya, dengan kran masih dalam keadaan tertutup, tambahkan 1/2 sendok teh kaporit dan aduk selama kurang lebih 5 menit.
b) Tambahkan 10 gram Al2(SO4)3 atau tawas 2 sendok makan, aduk selama kurang lebih 3 menit.
c) Masih pada tabung 1, tambahkan 1 sendok CaCO3, aduk beberapa menit. Diamkan selama 30 menit hingga terbentuk gumpalan-gumpalan yang mengendap.
d) Bukalah kran drum 1, air akan mengalir melalui pipa penghubung melewati arang sebagai penyerap kotoran, kemudian air masuk drum kedua.
e) Air akan masuk tabung kedua yang berfungsi sebagai saringan. Nah, setelah air keluar dari tabung atau drum

2, akan diperoleh air yang telah memenuhi syarat kesehatan. Bakteri patogen telah mati oleh kaporit. Bau dan rasa dihilangkan oleh batu kapur atau tawas.

Sanitasi Air Sungai


Cara sanitasi air sumur yang paling sering dilakukan dengan menggunakan pot klorinasi. Penggunaan pot ini bertujuan agar proses klorinasi bisa berlangsung lama karena lubang kecil di pot menjamin pelarutan-pelarutan chlor berlangsung lambat dan konsentrasi larutan bisa terkontrol. Nah, berikut ini petunjuk yang dapat kamu gunakan dalam sanitasi air sumur. 

1) Siapkan pot tanah liat dengan diameter 5–10 mm. Beri 4–5 lubang pada pot, yang berfungsi sebagai jalan keluar air sehingga dapat melarutkan kaporit.

2) Pot diisi dengan pasir yang telah diayak dan bubuhkan kaporit, dengan perbandingan kaporit : pasir = 1 : 1. Di dalam pot, campuran ditutup dengan polyethylene atau dengan plastik agak tebal yang telah dilubangi.
3) Berilah tali pada pot dan masukkan ke dalam sumur, dengan menempel pada dinding sumur hingga kedalaman tertentu.

Cara ini dilakukan secara kontinyu, apabila dirasakan pelarutan kaporit berkurang maka isi pot perlu diganti dengan kaporit baru.

Demikianlah Cara Mengelola Sumber Daya Air dengan Prinsip Ekoefisiensi, semoga bermanfaat.

Mengelola Sumber Daya Air dengan Prinsip Ekoefisiensi

By: Admin I on: 16.14

Kamis, 08 Oktober 2015

Persebaran Sumber Daya Alam Wilayah Daratan Indonesia - Sebagaimana wilayah perairan, daratan juga menyimpan potensi sumber daya alam yang sangat besar. Daratan menyediakan tempat bagi kita untuk membangun tempat tinggal serta melakukan kegiatan guna mencukupi kebutuhan. Sebagian besar kebutuhan itu pun tersedia di daratan. Apa saja sumber daya alam yang tersedia di daratan? Berikut ini kita akan mengenali sumber daya alam melalui kegiatan pemanfaatannya.


Saat ini, pertanian di mata generasi muda dianggap mata pencaharian yang tidak menjanjikan masa depan. Sementara itu, selama ini Indonesia dikenal dengan negara agraris. Apa yang ada di alam Indonesia mendukung dikembangkannya pertanian. Seperti tanah yang subur, iklim yang mendukung, ketersediaan air yang cukup ,serta luas lahan yang mendukung. Sebenarnya bidang pertanian cukup menjanjikan jika kamu gigih berusaha. Lihat saja beberapa tokoh yang berhasil dalam pertanian, seperti Bob Sadino yang sukses di usaha agribisnis khususnya hortikultura, mengelola kebun sayur-mayur.

Selain kegigihan usaha, pengetahuan tentang pertanian diperlukan guna memperoleh hasil yang maksimal. Terkait dengan hal ini, sebelum mengusahakan lahan di bidang pertanian dilakukan studi lahan terlebih dahulu. Mempelajari karakteristik lahan dan akhirnya mewujudkan penggunaan lahan pertanian yang sesuai serta pemilihan jenis tanaman yang tepat. 

Oleh karena itulah persebaran jenis-jenis pertanian di Indonesia beragam bentuknya. Ada wilayah yang sesuai dikembangkan untuk sawah irigasi karena ketersediaan air yang cukup melimpah tanpa dipengaruhi musim. Ada pula sawah tadah hujan yang mendapatkan air hanya pada musim hujan sehingga perwujudannya sangat tergantung musim. Melihat kenyataan ini ada baiknya kamu mengenali bentuk pengolahan lahan pertanian, agar kelak kamu bisa menemukan bentuk yang cocok dikembangkan di wilayah tempat tinggalmu.

Persebaran Sumber Daya Alam Wilayah Daratan Indonesia
a) Sistem Ladang
Sistem pertanian ini dianggap paling primitif (sederhana) karena pengolahan tanahnya sangat minim, hasil produksi (produktivitas) sangat tergantung pada kondisi tanah. Tipe pertanian ini biasanya dilakukan dengan membuka hutan oleh penduduk desa terdekat relatif sedikit, sehingga ketersediaan lahan tidak terbatas. Jenis tanaman yang dibudidayakan tidak banyak memerlukan air, seperti jagung, padi darat, dan umbi-umbian.

b) Sistem Tegal Pekarangan
Sistem ini layak dikembangkan dil ahan kering yang jauh dari sumber air, dan pada umumnya diusahakan oleh orang setelah cukup lama menetap di suatu tempat. Pengelolaan jarang menggunakan tenaga yang intensif dan jarang menggunakan tenaga hewan. 

c) Sistem Sawah
Sistem sawah dibedakan menjadi sawah irigasi dan sawah tadah hujan. Sawah irigasi memerlukan teknik yang tinggi, utamanya dalam pengelolaan tanah dan air, hingga kestabilan biologi dan kesuburan tanah bisa dipertahankan.

Hasil yang optimal akan diperoleh dengan sistem irigasi yang berkesinambungan dan sistem drainase yang baik. Lahan pertanian jenis ini memberikan sumbangan terbesar bagi ketersediaan tanaman pangan, baik padi maupun palawija. Sedangkan sawah tadah hujan, sistem pengairannya bergantung pada curah hujan yang turun.

d) Sistem Perkebunan
Pertanian jenis ini dianggap sebagai pertanian industri, karena hasil yang diperoleh dari pertanian ini sangat mendukung kegiatan industri. Perkebunan memerlukan lahan yang luas dengan manajemen yang cukup baik. Tanaman yang potensial seperti karet, kopi dan cokelat, yang hingga kini menjadi komoditas ekspor.

Pada wilayah Maluku, hasil Bumi yang utama yaitu tanaman pala. Wilayah Papua dikenal sebagai penghasil sagu. Persebaran tanaman di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kondisi serta karakteristik fisik suatu wilayah. Sebagai contoh tanaman teh. Tanaman ini tumbuh di daerah pegunungan dengan suhu udara yang rendah. Pegunungan di Indonesia banyak terdapat di Pulau Jawa dan Sumatra, sehingga tanaman teh banyak berkembang di wilayah-wilayah tersebut.

Berikut ini adalah syarat tumbuh beberapa tanaman.

Syarat tumbuh tanaman teh:
1. daerah pegunungan dengan ketinggian 800–3.000 m di atas permukaan air laut,
2. daerah tropis yang sejuk,
3. curah hujan banyak dan merata sepanjang tahun, dan
4. tanah subur (vulkanis muda).

Syarat tumbuh tanaman kelapa sawit:
1. dataran rendah dengan ketinggian sampai 500 m di atas permukaan laut,
2. curah hujan yang merata sepanjang tahun, dan
3. tanah gembur (air mudah meresap).

Syarat tumbuh karet:
1. ketinggian 700 m di atas permukaan laut,
2. daerah tropis dengan suhu rata-rata bulanan 24°C, dan
3. hujan merata sepanjang tahun minimum 1.500 mm.

Syarat tumbuh tanaman cokelat:
1. daerah tropis dan subtropis yang lembap, dan
2. dataran rendah sampai perbukitan, dan
3. di daerah terlindung.

Syarat tumbuh tanaman cengkih:
1. tanah yang subur,
2. air mudah meresap ke dalam tanah, dan
3. daerah pegunungan dengan udara sejuk.

Syarat tumbuh tanaman kapas:
1. tanah yang subur yaitu vulkanis muda,
2. daerah tropis dan subtropis,
3. memerlukan banyak air waktu tumbuh,
4. sinar matahari yang cukup waktu mulai tua, dan
5. suhu rata-rata 30°C (cukup sinar matahari).

Syarat tumbuh tanaman kopi:
1. ketinggian wilayah 650–1.500 m di atas permukaan laut, serta
2. dibutuhkan udara kering dan panas pada waktu mulai tua/masak.

Dari geo info tersebut, kita menjadi yakin bahwa suatu tanaman untuk dapat tumbuh dengan baik memerlukan persyaratan kondisi lahan tertentu. Kamu pun juga bisa menemukan alasan mengapa tanaman karet kurang bisa berkembang di wilayah Indonesia Timur. Kini, lihatlah kondisi fisik di wilayah tempat tinggalmu, seperti kondisi tanah, relief, ketinggian, curah hujan, dan suhu. Setelah kamu menemukan data-data tersebut dengan lengkap, menurutmu tanaman apakah yang cocok dikembangkan di wilayahmu?

Selain faktor-faktor lahan, faktor-faktor teknis pertanian juga harus dipertimbangkan. Bagaimana pengelolaan tanah agar terjaga kesuburannya, menjadi hal yang tidak kalah penting. Sebut saja teknis rotasi tanaman. Metode ini dilakukan dengan membiarkan tanah pertanian kosong atau memberokan (”istirahat tanpa tanaman”) selama setahun akan membuat unsur hara dalam tanah tumbuh kembali. Dapat juga dilakukan dengan penanaman tanaman palawija yang dapat mengembalikan unsur hara tanah. Tahukah kamu tanaman palawija tersebut? Dengan cara ini diharapkan terjadi keseimbangan dengan alam. Kamu bisa menemukan cara-cara baru pertanian yang lebih menghasilkan dengan tetap menjaga kelestarian lahan.


Makan daging, telur, atau minum susu kini bukan hal mewah lagi. Kamu dapat merasakan semua itu karena ada kegiatan peternakan. Kegiatan ini bisa dilakukan karena ada daratan. Kegiatan peternakan di Indonesia sebenarnya sangat menjanjikan dan bisa menjadi peluang bagimu untuk berwirausaha. Ya, karena secara umum iklim di Indonesia sangat cocok untuk usaha pengembangan ternak.

Usaha peternakan di Indonesia dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu peternakan hewan besar, peternakan hewan kecil, dan peternakan unggas. Pada peternakan hewan besar, hewan yang diusahakan adalah sapi, kerbau, dan kuda. Adapun pada peternakan hewan kecil, hewan yang diusahakan adalah domba, kambing, dan babi.

Peternakan unggas meliputi itik dan ayam. Peternakan ini hampir menyebar di seluruh Indonesia. Namun, ada daerah-daerah tertentu di mana peternakan diusahakan secara intensif. Contohnya peternakan kuda di Nusa Tenggara. Daerah ini sangat cocok untuk peternakan kuda, karena tersedia padang rumput yang sangat luas. Peternakan kerbau banyak terdapat di Sulawesi Selatan, karena konsumsi daging kerbau di provinsi ini cukup besar.


Negara kita terletak di wilayah tropis dengan curah hujan yang tinggi. Karena itulah di Indonesia terdapat hutan hujan tropis yang mempunyai kekayaan luar biasa. Mulai dari pepohonan hingga berbagai binatang yang unik terdapat di hutan hujan tropis. Selain itu, masih ada beberapa jenis hutan di Indonesia yang pernah kamu pelajari pada bab di depan. Negara Indonesia juga dikenal sebagai negara pengekspor hasil hutan berupa kayu yang cukup besar. Ekspor kayu Indonesia mencapai lebih dari 1 juta meter kubik.

Hutan di Indonesia menghasilkan berbagai jenis kayu, kayu jati terdapat di daerah-daerah bertanah kapur seperti di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Pulau Buton. Kayu pinus terdapat di Takengon (Aceh) dan merupakan hutan budi daya. Kayu ulin, meranti, kamper, kruing, kayu besi, kayu hitam, dan berbagai jenis kayu lain yang merupakan hasil hutan hujan tropis di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, serta Papua. 

Sedangkan kayu sengon ada pada hutan budi daya yang sebagian besar terdapat di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Persebaran jenis pohon kayu-kayuan dapat berbeda-beda pada tiap wilayah. Ya, karena setiap tanaman mempunyai kriteria-kriteria kesesuaian lahan untuk ditanam pada lahan tertentu.


Seperti kita ketahui bahwa Bumi adalah sumber kekayaan alam. Materi dari permukaan hingga ke materi di dalam Bumi memberikan manfaat bagi kita. Materi dari dalam Bumi, salah satunya adalah batuan dan mineral yang diperoleh melalui pertambangan. Kegunaan baru dari batuan dan mineral terus dicari. Jika dua juta tahun yang lalu, orang-orang hanya mampu membuat kapak batu, saat ini komputer tidak akan bekerja tanpa keping silikon yang terbuat dari silika.

a) Bahan bakar dari Bumi
Agar bisa hidup, kita mempunyai kebutuhan untuk dipenuhi. Salah satunya adalah energi yang bisa menggerakkan diri kita dan apa yang kita gunakan. Energi yang dibutuhkan oleh apa yang kita gunakan, seperti menggerakkan mesin dan memanaskan atau mendinginkan, serta menerangi rumah. Kebanyakan energi ini dipasok oleh mineral-mineral batu bara, minyak, dan gas.

Sumber daya alam ini terbentuk melalui beberapa tahap.

(1) Saat itu, beberapa wilayah di Bumi tertutup rawa, pepohonan, dan tumbuhan paku. Sementara itu, organisme yang hidup di laut, ketika mati akan terendapkan. Tumbuhan hutan tertutup oleh lapisan pasir dan lumpur.
(2) Tumbuhan dan hewan yang terperangkap dalam lapisan, berangsur-angsur berubah menjadi batuan. Oleh karena terkubur jauh di bawah tanah, sisa pepohonan dan tumbuhan paku perlahan-lahan berubah menjadi batu bara. Tumbuhan dan lumpur di dalam batuan lumpur menjadi panas dan membentuk minyak dan gas lama yang terperangkap dalam struktur batuan.
(3) Hasilnya, penambangan dapat dilakukan untuk mendapatkan batu bara dari dalam tanah dan mengebor untuk mengekstrak minyak dan gas.

b) Batuan dan Mineral
Kerak Bumi tersusun atas sekitar 3.000 mineral. Mineral tersebut ditemukan dalam tiga jenis batuan, batuan beku, sedimen, dan metamorf. Masih ingat bukan bagaimana ketiga jenis batuan ini terbentuk? Dalam tahap-tahap seperti itulah batuan dan mineral terbentuk. Batuan dan mineral apakah yang dihasilkan dalam proses tersebut? Berikut Proses pembentukannya.


Persebaran Sumber Daya Alam Pertambangan

(1) Ketika batuan beku terbentuk, saat itu batuan leleh (magma) mendingin dan menjadi padat. Dalam proses ini, batuan granit terbentuk di bawah kerak Bumi. 

(2) Masih termasuk dalam proses pembentukan batuan beku, kadang-kadang magma meledak menembus kerak Bumi sebagai lava dan membentuk batuan vulkanis seperti basal. 

(3) Batuan endapan terbentuk antara lain dengan tenaga angin dan air. Sungai mengendapkan batuan seperti batu tanah liat. 

(4) Batu pasir terlonggok oleh angin. 

(5) Sementara itu, batu gamping terbentuk ketika rangka tumbuhan dan hewan menumpuk di dasar danau atau laut. 

(6) Batuan metamorf, terbentuk karena perubahan akibat tekanan dan panas. Seperti batu marmer, terbentuk karena magma memanaskan kerak di sebelahnya. 

(7) Beberapa mineral, seperti mineral besi, berasal dari air yang tertinggal saat magma mendidih

 (8) Mineral tembaga yang terbentuk ketika air laut terperangkap dan terpanaskan.

Dari proses pembentukan batuan itulah dihasilkan batuan dan mineral yang bermanfaat bagi kehidupan, seperti intan, emas, dan tembaga yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Contoh tersebut hanyalah sebagian kecil dari kekayaan yang terkandung di dalam Bumi. Kita sering tidak menyadari telah menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Nah, berikut ini daftar beberapa batuan dan mineral yang mungkin belum kamu kenal serta manfaatnya.

Tabel Batuan dan Mineral serta Kegunaannya.


Produk
Cara Ekstraksi
Kegunaan
Kuarsa
Kuarsa bisa diekstrak dari batu granit atau diekstrak dari garam atau kerikil.
Digunakan dalam arloji dan alat optik. Kuarsa merupakan sumber silika yang digunakan untuk membuat keping silikon.
Grafit
Grafit diperoleh seperti penambangan batuan pada umumnya, seperti gniee dan skista.
Digunakan sebagai bahan pembuat isi pensil, minyak pelumas, cat, dan untuk membuat bagian-bagian motor listrik.
Boraks
Boraks diperoleh dari dasar danau air asin yang mengering atau dengan cara menguapkan air laut.
Digunakan dalam pemutih, sabun, dan detergen, sering pula ditambahkan pada keramik dan pupuk.
Fosfat
Berasal dari batu fosfat yang ditambang. Kotoran burung laut pun juga mengandung fosfat.
Digunakan untuk kepala korek api dan dalam beberapa obat. Kegunaan utama sebagai pupuk.
Titanium
Mineral yang mengandung titanium diekstrak dalam atmosfer tertutup.
Titanium digunakan untuk membuat pigmen warna cat, juga merupakan logam ringan dan kuat yang digunakan dalam mesin jet.
Platinum
Diekstrak dari beberapa bijih logam, yang harus melewati proses dilelehkan dan disuling.
Digunakan untuk membuat perhiasan dan kabel. Digunakan pula dalam kedokteran gigi, dalam mesin jet dan untuk melapisi ujung rudal.
Belerang
Ditambang menggunakan cara dilelehkan dengan uap panas. Belerang juga diekstrak dari beberapa bijih logam.
Kegunaan utama untuk membuat asam sulfat dalam industri pupuk.
Flourit
Ditambang dalam bentuk kristal murni. Mineral lain seperti kuarsa, mungkin ditemukan menempel pada flourit.
Flourit adalah batu mulia yang cukup lunak, oleh karena itu sebagian besar dapat digunakan untuk membuat perhiasan.


c) Persebaran Bahan Tambang
Banyak sekali kekayaan di kulit Bumi yang bisa ditambang. Salah satunya adalah logam, 24% logam mengisi kerak Bumi, seperti aluminium, besi, kalsium, natrium, kalium, dan magnesium. Sisanya adalah oksigen dan silikon. Selain logam ada juga batuan, mineral, dan bahan bakar minyak. Secara garis besar kekayaan batuan, mineral, dan bakan bakar dari Bumi dapat kamu cermati melalui peta berikut ini. Nah, temukanlah kekayaan tersebut di Indonesia.


Jika kamu membayangkan terbang di atas daratan, kamu bisa melihat betapa beraneka ragamnya wujud muka Bumi. Ada pegunungan, lembah, air terjun, pantai, dan berbagai kenampakan buatan manusia yang juga menarik. Dapat pula kamu bayangkan, negara Indonesia dengan pulau-pulau yang terpencar, mempunyai keanekaragaman kenampakan alam. Dari kenampakan ini saja Indonesia telah diuntungkan. Mengapa? Kenampakan alam ini dapat dikembangkan sebagai objek wisata. Tidak hanya objek alami bahkan objek buatan pun bisa menjadi daya tarik di bidang pariwisata.

Ternyata pengembangan suatu kenampakan alam memerlukan daya dukung lingkungan. Daya dukung tersebut dinilai berdasarkan ada tidaknya parameter-parameter yang dipertimbangkan dalam penilaian tingkat kesesuaian lahan untuk pariwisata.

Parameter tingkat kesesuaian tersebut antara lain iklim yang mendukung, aksesibilitas (kemudahan transportasi dan keterjangkauan), dan kerawanan terhadap bencana alam. Tidak mungkin bukan, daerah dengan kenampakan alami yang akan kita kembangkan menjadi daerah wisata, rawan terhadap bencana alam seperti tanah longsor, banjir, dan lain sebagainya. Hampir bisa dipastikan tidak ada wisatawan yang mau datang ke tempat wisata seperti itu. Selain itu, jika tingkat aksesibilitas rendah, tentu saja wisatawan enggan datang berkunjung.


Jika kamu cermati lebih mendalam, hampir semua kegiatan pemanfaatan sumber daya alam tidak lepas dengan penggunaan lahan. Dengan menggunakan tanah kita bisa menanam berbagai macam tanaman, mendirikan bangunan, dan melakukan penambangan. Tanah merupakan sumber daya alam terpenting. Tanah menjadi tempat manusia melakukan berbagai kegiatan seperti industri, pertanian, transportasi, dan sebagainya.

Berbicara masalah lahan erat hubungannya dengan masalah tanah. Kekayaan tanah di Indonesia juga beraneka ragam. Ada yang subur dan sesuai digunakan untuk pertanian, seperti tanah-tanah yang berasal dari materi yang dikeluarkan gunung api. Ada juga tanah yang kurang subur, kering, pecah-pecah bahkan berbatu. Tetapi tanah seperti itu pun masih bisa dimanfaatkan.

Oleh karena adanya keanekaragaman jenis tanah inilah, di Indonesia terdapat berbagai macam bentuk pemanfaatan tanah. Tanah dengan kesuburan yang relatif tinggi, seperti tanah aluvial yang banyak digunakan untuk lahan pertanian.

Selain subur, pembentukan tanah aluvial dipengaruhi oleh aliran sungai. Ya, karena tanah aluvial merupakan hasil pengendapan oleh aliran sungai di dataran rendah. Oleh karena keberadaan tanah jenis ini umumnya berasosiasi dengan aliran air, mengakibatkan ketersediaan air pada tanah jenis ini relatif melimpah. Karena alasan ini pula, banyak tanah aluvial digunakan untuk lahan pertanian, terutama dalam bentuk sawah irigasi. Tanah yang tidak subur pun dapat dimanfaatkan. 

Contoh, tanah kapur yang akhir-akhir ini banyak digunakan untuk bahan dalam industri bangunan, menghasilkan hiasan ornamen untuk dinding. Dengan contoh-contoh pemanfaatan ini, bagi kamu yang tinggal di daerah yang tidak subur tidak perlu berkecil hati. Carilah bentuk-bentuk pemanfaatan lain yang bisa membawa keuntungan bagimu dan bagi masyarakat di sekitarmu.

Jika kita kreatif dalam mengolah sumber daya alam dan mampu menggunakan peluang, tentunya kita bisa memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Entah itu tanah yang subur ataupun tanah yang tandus. Hanya yang perlu kita ingat dan lakukan adalah mengelola sumber daya alam dengan arif berdasarkan prinsip pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. 

Kita manusia merupakan aktor utama pelaku perusakan alam. Disadari atau tidak, manusia sering serakah dalam mengambil kekayaan alam. Bahan-bahan tambang kita ambil, setelah terkuras habis kemudian kita tinggalkan begitu saja. Ikan di laut kita tangkap dengan bom dan pukat harimau, hingga ikan-ikan kecil pun ikut mati bahkan terumbu karang menjadi rusak. Setelah semua rusak, penyesalan kita pun tidak ada gunanya. Lalu, apa yang bisa kita lakukan sekarang? Marilah kita evaluasi bersama apakah kita telah arif mengelola sumber daya alam.


Kamu telah mempelajari bagaimana karakeristik perikanan laut, pasti kamu bisa membayangkan terdapat di manakah potensi-potensi perikanan darat. Seperti halnya perikanan laut, perikanan darat dapat dilakukan dengan penangkapan dan budi daya. Tetapi cara pertama belum tentu bisa dilakukan di semua perairan darat, pada umumnya dilakukan di wilayah-wilayah yang mempunyai sungai-sungai besar, seperti di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Selain di sungai, penangkapan ikan secara langsung dapat dilakukan di waduk, danau, dan rawa.

Sementara itu, budi daya perikanan darat dapat dilakukan dengan cara memelihara biota perairan darat di beberapa media baik itu perikanan air tawar maupun air payau, seperti di tambak, kolam, karamba, jaring apung, dan sawah (mina padi). Beberapa jenis ikan yang dibudidayakan di perikanan darat seperti ikan gurami, mas, lele, mujair, nila, nilem, sepat siam, tambakan, kakap, dan tawes.

Demikianlah materi Persebaran Sumber Daya Alam Wilayah Daratan, selanjutnya pelajari juga materi Mengelola Sumber Daya Air dengan Prinsip Ekoefisiensi , semoga bermanfaat.

Persebaran Sumber Daya Alam Daratan Indonesia

By: Admin I on: 05.31

Jumat, 02 Oktober 2015

Persebaran Sumber Daya Alam Wilayah Perairan di Indonesia - Sebagai negara maritim, Indonesia mempunyai perairan yang sangat luas. Di dalam laut yang luas itu, terkandung sumber daya alam yang tidak ternilai harganya. Bayangkan, berbagai macam jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis ada di dalamnya. Laut pun bisa digunakan sebagai tempat budi daya rumput laut dan kerang mutiara. 

Air laut bisa diubah menjadi garam. Jauh di dasar laut terdapat berbagai macam tambang. Bahkan fenomena dalam laut merupakan aset pariwisata yang potensial. Sadarilah, betapa besarnya potensi lautan. Kapan saja kamu bisa mengembangkannya. Ternyata, kekayaan laut di Indonesia belum seluruhnya ditangani secara optimal. Terbukti dengan sering terjadinya kasus pencurian ikan oleh kapal nelayan asing serta kerusakan potensi laut. Nah, hal ini kelak menjadi tanggung jawab untuk mengelola kekayaan Indonesia.

Kegiatan perikanan tidak dapat dipisahkan dengan sumber daya air. Tanpa air, tidak ada ikan yang dapat ditangkap maupun dipelihara. Maka betapa beruntungnya negara yang mempunyai perairan yang sangat luas. Salah satu negara beruntung tersebut adalah negara kita. 

Persebaran Sumber Daya Alam Wilayah Perairan di Indonesia
Sekitar 75% luas wilayah Indonesia adalah lautan. Menurut data dari Departemen Kelautan dan Perikanan, potensi perikanan luat Indonesia terdiri atas perikanan pelagis dan demersal yang tersebar hampir di semua bagian laut Indonesia. Seperti di perairan teritorial, laut Nusantara, dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI). 

Luas perairan laut Indonesia diperkirakan 5,8 juta km2, memiliki potensi yang diperkirakan sebanyak 6,26 juta ton per tahun yang dapat dikelola. Dari jumlah tersebut sebanyak 4,4 juta ton dapat ditangkap. Lihat saja nelayan yang tanpa memelihara bisa memanen ikan di laut. Bentuk usaha seperti ini disebut perikanan tangkap. Mungkin kamu sempat heran mengapa dengan begitu banyak kekayaan di laut yang dapat ditangkap, banyak nelayan masih saja miskin? Bagaimana menurutmu?

Bisa jadi terdapat kesalahan sistem maupun kesalahan strategi nelayan dalam menangkap dan mengelola hasil tangkapan. Kesalahan strategi bisa terjadi ketika nelayan tidak mengenali wilayah perairan yang sumber daya ikannya melimpah. Andai saja kamu dapat mendeteksi tempat-tempat dengan konsentrasi ikan tinggi, pasti kamu dapat membantu nelayan menemukan lokasi yang potensial dikembangkan menjadi wilayah perikanan tangkap.

Suatu kawasan perairan laut akan mempunyai daya tarik bagi ikan, asalkan memenuhi beberapa syarat. Syarat-syarat tersebut antara lain adalah suhu. Air yang terlampau hangat tidak dapat ditumbuhi plankton yang menjadi makanan banyak ikan. Namun, air laut yang terlampau dingin pun tidak disukai. Tempat hidup ikan yang paling sesuai adalah perairan tempat pertemuan arus hangat dan arus dingin. Pertemuan arus hangat dan arus dingin ini disebut upwelling.

Daerah upwelling banyak terdapat ikan disebabkan Tingginya konsentrasi unsur hara, terutama nitrat dan fosfat di lokasi tersebut. Disertai dengan adanya laju fotosintesis dan energi matahari menjadikan daerah upwelling sangat subur serta menjadi media tumbuh fitoplankton yang sangat disukai ikan.

Selain upwelling, kedalaman laut juga menentukan tempat berkumpulnya ikan. Ikan cenderung berada di paparan benua, yaitu di perairan dangkal. Oleh karena itu, daerah ini merupakan lahan penangkapan yang bagus. Jika kamu tinggal di dekat wilayah-wilayah tersebut, apa yang bisa kamu lakukan untuk membantu peningkatan penghasilan daerahmu? Setidaknya kamu bisa memberikan informasi kepada nelayan tradisional mengenai daerah-daerah yang kaya ikan. Dengan langkah ini, niscaya para nelayan dapat meningkatkan hasil tangkapan, dengan informasi ini pula suatu saat nanti kamu bisa mendirikan industri perikanan seperti pengalengan ikan. Kamu bisa merencanakannya mulai dari sekarang.

Melihat kekayaan laut yang ada di Indonesia, apakah kita akan terus-menerus hanya bergantung tanpa ingin mengembangkannya? Bayangkan jika musim tidak mendukung nelayan untuk melaut, apakah mereka bisa memenuhi kebutuhannya hanya dengan berdiam diri menunggu. Tidak! Potensi perikanan yang ada di laut bisa dikembangkan menjadi perikanan budi daya. Bagaimana melakukan budi daya di perairan laut?

Ternyata ketepatan lokasi menjadi salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan usaha budi daya laut. Kira-kira menurutmu bagaimana lokasi perairan yang tepat dikembangkan menjadi lokasi budi daya? Satu hal yang perlu dipertimbangkan bahwa penggunaan laut sebagai budi daya melibatkan berbagai sektor seperti perhubungan, pariwisata, dan lain-lain. Sehingga penetapan lokasi budi daya yang pas tidak hanya memerhatikan kelayakan teknis budi daya, tetapi juga kebijaksanaan pemanfaatannya dalam kaitan dengan lintas sektor. 

Selain itu, perlu diingat bahwa tidak semua ikan di laut dapat dikembangkan dalam usaha budi daya. Di Indonesia, jenis ikan yang dapat dibudidayakan dipilih berdasarkan potensi yang telah dikenal secara umum oleh masyarakat serta teknologi pengelolaannya pun telah dikuasai.

Nah, beberapa ikan yang telah dibudidayakan di Indonesia yaitu jenis kerapu lumpur (Epinephalus tauvina), kakap putih (Lates calcalifer, Bloch), dan kakap merah (Lutjanus malabaricus, Bloch, dan Schaider). Semua pertimbangan tersebut diterapkan untuk menghindari risiko kegagalan.

Adapun pertimbangan kesesuaian lokasi secara fisik bertujuan menghindari kemungkinan penurunan daya dukung lingkungan, berikut ini beberapa persyaratan kesesuaian lokasi beberapa komoditas ikan yang bisa dibudidayakan. Jika kamu tinggal di wilayah pesisir, cobalah kumpulkan data dan cari tahu apakah perairan tersebut dapat dikembangkan sebagai lokasi budi daya.

Tabel Syarat-Syarat Lokasi Budi Daya

No.
Faktor
Persyaratan Menurut Komoditas
Kerapu
Kakap Putih
Kakap Merah
1
Pengaruh angin dan gelombang yang kuat.
kecil
kecil
kecil
2
Kedalaman air dari dasar surut
5–7 meter pada surut
terendah
5–7 meter pada surut
terendah
7–10 meter pada surut
terendah
3
Pergerakan air/arus
20–40 cm/detik
20–40 cm/detik
20–40 cm/detik
4
Kadar garam
27–32‰
27–32‰
32–33‰
5
Suhu air
28°C–30°C
28°C–30°C
28°C–30°C
6
Polusi
bebas
bebas
bebas
7
Pelayaran
tidak terhambat alur
pelayaran
tidak terhambat alur
pelayaran
tidak terhambat alur
pelayaran


Di beberapa wilayah di Indonesia budi daya perairan laut telah dilakukan. Kuantitas budi daya ini berbeda antarwilayah. Ada wilayah mempunyai tingkat produksi yang tinggi. 

Selain kekayaan perikanan, Indonesia juga mempunyai kekayaan-kekayaan yang berada di wilayah pesisir. Kawasan pesisir meliputi kawasan daratan dan wilayah perairan. Kawasan darat mencakup kawasan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi di laut. Meliputi bagian lahan yang kering serta lahan yang terendam oleh air laut pada waktu pasang surut dan juga dipengaruhi oleh gelombang. Wilayah ini sering ditandai dengan adanya intrusi air laut. 

Wilayah pesisir juga terdiri atas wilayah perairan sejauh 4 sampai dengan 12 mil dari garis pantai dan masih dipengaruhi oleh hasil proses yang terjadi di daratan seperti pengendapan hasil erosi di darat, pembuangan air limbah, serta aliran sungai. Setelah mengetahui deskripsi kondisi pesisir setidaknya kamu bisa membayangkan apa saja potensi yang dimiliki kawasan ini.

a) Terumbu Karang
Terumbu karang, kamu pasti sudah mengenal kekayaan laut yang satu ini. Potensinya besar, namun sering kita mengabaikan keberadaannya yang dekat dengan permukiman penduduk. Terumbu karang banyak terdapat di pinggir pantai, hanya di kedalaman sampai dengan 40 m. Namun, kita hampir tidak pernah menyadari dari kedalamannya yang dangkal tersebut, terumbu karang justru mudah rusak oleh aktivitas yang telah dilakukan manusia. Keberadaannya dipengaruhi oleh kejernihan air.

Sehingga ketika kita melakukan aktivitas yang menghasilkan endapan, akhirnya berakibat terhadap keberadaan terumbu karang. Seperti kasus yang terjadi di Kepulauan Seribu, karena terlalu banyaknya endapan yang harus ditampung oleh Teluk Jakarta, kini membuat terumbu karang pada kedalaman 15 meter habis.

Jika kerusakan terumbu karang terjadi secara terus-menerus, akibatnya berbagai biota yang hidup di dalamnya akan musnah. Seperti bunga karang, penyu, udang barong, kima, teripang, rumput laut serta ikan terumbu karang lainnya. Dari keanekaragaman hayati itulah terumbu karang berpotensi sebagai sumber makanan, perikanan, obat-obatan, wisata, komoditas ekspor, pelindung pantai dari gempuran ombak, hingga sebagai laboratorium alam untuk penelitian dan pendidikan. Kamu patut berbangga dengan kekayaan alam Indonesia ini, namun kebanggaanmu akan sia-sia jika kamu tidak bisa menjaga kelestariannya. Perlu kamu ingat bahwa tidak semua perairan memiliki kekayaan ini, karena alasan ini pula kamu patut menjaganya. 

Terumbu karang merupakan kekayaan khas wilayah perairan tropik pada posisi 30° LU sampai 30° LS. Keberadaannya terdapat di perairan dangkal, hangat, dan umumnya dekat pantai. Tidak hanya itu, untuk dapat berkembang, terumbu karang memerlukan perairan yang jernih dengan temperatur 15–30°C. Terumbu karang juga memerlukan penetrasi cahaya yang cukup dan kedalaman yang sesuai, yaitu antara 1–30 meter dengan gelombang yang tidak terlalu besar dan perbedaan pasang surut tidak terlalu besar pula. Nah, beberapa perairan di Indonesia memenuhi persyaratan ini, seperti di Kepulauan Seribu yang telah mengalami kerusakan yang cukup parah. Terdapat juga di kawasan Taman Wisata Sangalaki, kawasan terumbu karang dan atol Pulau Maratua, Pulau Derawan, Pulau Panjang di Kalimantan, dan masih banyak lagi. 

b) Mangrove dan Padang Lamun
Keunikan yang sekaligus menjadi kekayaan lain yang terdapat di pesisir yaitu mangrove dan padang lamun. Keberadaan hutan mangrove secara alami dipengaruhi oleh pasang surut. Di bab tentang biosfer, kamu telah mempelajari bagaimana karakteristik hutan mangrove.

Sumber daya alam ini mempunyai manfaat ganda, secara ekonomis dan ekologis. Secara ekologis, keberadaan mangrove menjadi habitat berbagai jenis fauna, pengendali intrusi air laut, pembangun lahan melalui proses sedimentasi, memelihara kualitas laut, penyerap CO2 dan penghasil O2 yang relatif lebih tinggi dibanding hutan lain, serta pengontrol penyakit malaria. Ketika ada abrasi mangrove pun menjadi pelindung. Sekarang, cobalah temukan alasan mengapa mangrove mempunyai peranan seperti yang telah disebutkan.

Luas mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia Tenggara, atau sekitar 27% dari luas mangrove dunia. Sebaran mangrove di Indonesia terutama di wilayah pesisir Sumatra, Kalimantan, dan Papua. 

Sayangnya kian hari luas mangrove semakin berkurang. Kecenderungan penurunan ini akibat degradasi hutan yang cukup nyata, yaitu sekitar 200 ribu hektare/tahun banyak disebabkan oleh konversi menjadi tambak, penebangan liar, dan sebagainya.

Satu lagi sumber daya alam laut yang bermanfaat dan berkaitan erat dengan terumbu karang dan mangrove. Di Indonesia, padang lamun ditemukan dekat dengan ekosistem mangrove dan terumbu karang, sehingga interaksi ketiganya sangat erat.

Padang lamun (seagrass beds) merupakan salah satu ekosistem yang terletak di perairan dangkal, dengan ekosistem berupa tumbuhan berbiji tunggal (monokotil) dari kelas angiospermae. Satu yang unik dari tumbuhan lamun, yaitu adanya perakaran dengan sistem rhizoma yang ekstensif. Persebaran padang lamun mencakup batas terendah pasang surut sampai kedalaman tertentu di mana matahari masih dapat menembusnya.

Jika padang lamun dianggap sebagai suatu sumber daya, pasti mempunyai manfaat bagi kehidupan. Melihat dari ekosistem yang ada, padang lamun menjadi sumber makanan langsung bagi hewan laut bahkan menjadi habitat bagi beberapa jenis hewan laut. Selain itu padang lamun berfungsi memerangkap sedimen, menstabilkan substrat dasar, dan menjernihkan air. Nah, sekarang coba pikirkan bagaimana manfaat tersebut bisa diperankan oleh padang lamun.

Selain sumber daya perikanan, laut masih menyimpan suatu kekayaan antara lain kekayaan panorama yang indah yaitu pantai. Pantai jenis ini justru dikembangkan untuk pariwisata. Pantai dapat digolongkan sebagai objek wisata alam, yaitu objek yang bersifat alamiah dan berkaitan dengan sifat-sifat alam dan lingkungan hidup. Misalnya pemandangan bawah laut.

Jenis wisata seperti ini dikenal dengan wisata bahari. Wisata ini dapat dikembangkan di daerah yang memiliki terumbu karang, karena mempunyai pemandangan dasar laut yang indah. Selain persyaratan karakteristik perairan, kelayakan suatu kawasan terumbu karang menjadi kawasan wisata bahari hanya ditentukan oleh ada tidaknya sarana dan prasarana yang menunjang ke arah pengembangan wisata bahari, seperti kemudahan mencapai kawasan tersebut, ada sarana penginapan/hotel yang memadai, restoran, dan tentunya didukung oleh masyarakat sekitar. 

Beberapa sumber daya alam seperti minyak, mineral, dan logam berada di bawah laut. Selain itu, di laut masih banyak kekayaan yang bisa dimanfaatkan. Air laut mengandung sekurang-kurangnya delapan puluh unsur, antara lain uranium, mangan, karbon, dan belerang. Unsur yang paling dominan adalah klorin dan natrium. 

Beberapa negara telah memanfaatkannya seperti mendirikan pabrik ekstraksi uranium dan penambangan bintil mangan. Bukan hanya unsur-unsur mineral yang bisa dimanfaatkan, bahkan air laut pun dapat juga dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga gelombang (PLTG). Tidak itu saja, air laut yang asin pun dapat dibuat menjadi tawar di pabrik penawaran air. 

Endapan minyak dan gas alam di Indonesia terdapat pada cekungan-cekungan sedimen tersier yang banyak mengandung senyawa hidrokarbon, yaitu senyawa yang mengandung banyak minyak dan gas bumi. Cekungan sedimen tersier tersebut terbagi atas beberapa sub-sub cekungan dan blok-blok, baik di daratan maupun lepas pantai. Secara garis besar, cekungan sedimen tersier di Indonesia dibagi menjadi dua wilayah, yaitu cekungan sedimen tersier wilayah barat dan timur. 

Kedua cekungan tersebut dibatasi oleh garis isobat 200 meter, memanjang dari utara ke selatan di sebelah timur garis bujur 115° 30', yaitu mulai lepas pantai timur Kalimantan Timur (Selat Makassar) ke arah selatan melintasi Selat Lombok. Isobat adalah garis-garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat dengan kedalaman yang sama.

Persebaran tambang minyak di Indonesia.
Melalui peta tersebut, kamu dapat melihat persebaran lokasi penambangan minyak bumi dan gas alam. Persebaran minyak bumi antara lain ada di Sumatra Utara, Dumai (Riau), sampai perairan di wilayah Papua (Laut Arafura). Jika kamu cermati peta tersebut, tidak semua perairan laut ditambang kekayaan minyak bumi dan gas alamnya. Hal ini terjadi karena dua hal, pertama mungkin karena pada perairan tertentu di Indonesia tidak terdapat kekayaan minyak bumi maupun gas alam. Atau bisa saja kekayaan tersebut belum dikembangkan karena kekurangan modal maupun sumber daya manusia yang andal.

Apa yang membuat suatu dasar perairan laut mengandung banyak minyak bumi maupun gas alam? Minyak bumi maupun gas alam banyak terdapat pada pelapisan batuan yang saling silang dengan jenis batuan yang berbeda, seperti ditandai adanya lipatan maupun patahan. 

Tambang gas alam terbesar di Indonesia terletak di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, di Kota Lhokseumawe yang dikelola oleh PT Arun NGL Company. Para ahli perminyakan sering menggunakan citra penginderaan jauh dan peta serta data-data geologi untuk mendeteksi lokasi yang kaya akan minyak.

Air laut juga mampu menghasilkan garam. Wilayah di Indonesia yang terkenal sebagai penghasil garam adalah wilayah pantai Madura serta pantai utara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Nah, kini kamu telah mengetahui persebaran dan bentuk-bentuk pemanfaatan kekayaan sumber daya alam di laut maupun pesisir. 

Selain hewan, bahan tambang serta air laut itu sendiri, dapat juga dilakukan budi daya pertanian laut, seperti budi daya rumput laut serta kekayaan terumbu karang. Ketika sumber daya alam hayati di darat kian langka akibat eksploitasi yang jumlahnya terus membengkak, perburuan sumber daya mulai diarahkan ke laut untuk menggali potensi-potensi yang dapat memperpanjang kelangsungan hidup penduduk di masa datang.

Demikianlah materi Persebaran Sumber Daya Alam Wilayah Perairan di Indonesia, semoga bermanfaat.

Persebaran Sumber Daya Alam Wilayah Perairan di Indonesia

By: Admin I on: 18.46

 
Copyright © Nonton TV Indonesia Online | Support by Templateism